2010-12-04

Oogenesis & Spermatogenesis

Oke, mari kita simak sejenak tentang proses pembentukan sel sperma yang disebut spermatozoa (oleh pria) dan sel telur yang disebut ovum (oleh wanita). Yuk, kita simak!

Oogenesis
Oogonium adalah merupakan sel induk dari ovum yang terdapat dalam sel folikel yang berada di dalam ovarium.
 
Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis (tahap I), yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.

Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid (n). Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang lain.

Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.

Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder di dibuahi oleh sel sperma (fertilisasi), maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.

Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid (n) dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi.


    Spermatogenesis

    Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel induk sperma (spermatogonium) menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.

    Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis beberapa kali untuk menghasilkan lebih banyak spermatogonium yang masing-masing berisi 46 kromosom (diploid (2n) lengkap.

    Masing-masing spermatongonium terus melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, sedangkan sebagian lagi membesar menjadi spermatosit primer dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus. Oleh karena pembelahan terjadi secara mitosis maka spermatogonium dan spermatosit primer mempunyai 2n kromosom (diploid).

    Spermatosit primer melakukan meiosis (tahap I) untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer, oleh karena membelah secara meiosis maka spermatosit sekunder mempunyai 23 kromosom (haploid (n)). Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).

    Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan miosis (tahap II) untuk menghasilkan dua sel lagi yang juga haploid, hasil pembelahan ini disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom, dan diperoleh empat spermatid.

    Spermatid kemudian akan mengalami perubahan bentuk (deferensiasi) menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Perubahan bentuk ini dinamakan spermiogenesis. Keseluruhan proses spermatogenesis ini berlangsung sekitar 64 hari.



      Kira-kira Artwatcher udah mengerti atau belum??? Jangan bingung dengan gambar yang berbahasa Inggris itu ya! Hitung-hitung sekalian belajar bahasa Inggris, hhe. Oke, thanks for watching this article! :D

      2 komentar:

      1. boleh saran, lebih baik jika referensinya dimasukin juga.sehingga teman2 bisa mencari kebenaran atas artikel yg anda tulis.seperti misalnya pic yg anda masukan itu mohon dcantumkan dimana anda melihat dan mencopy.
        maaf sebelumnya

        BalasHapus
      2. oke, terima kasih masukannya :D

        BalasHapus